Software Iklan Baris Massal Web Hosting

Tuesday, June 24, 2008

Penjagaan Dari Syetan, Iblis ( Bagian II )

Tingkat-tingkat penyesatan oleh iblis
Iblis/syetan selalu mengikuti jejak manusia dan dia tidak merasa puas kecuali kalau telah berhasil menyesatkan, merusak dan mengumpulkannya dalam golongannya, sehingga sama menjadi makhluk yang merugi.
Tingkat pertama (1).
Pertama kali yang dikehendaki Iblis dari hamba Alloh adalah bagaimana supaya seseorang itu kafir, musyrik dan memusuhi Alloh dan Rosulnya. Jika Iblis berhasil maka seseorang tersebut dijadikan tentaranya, laskarnya dan pembantunya dalam menyesatkan manusia.


Tingkat kedua (2).
Usaha Iblis yang kedua adalah bagaimana seseorang itu melakukan bid’ah, bid’ah itu lebih disenangi oleh Iblis daripada perbuatan fasiq dan maksiat karena bahayanya langsung pada agama, ibadah, karena tidak ada tuntunan dari Alloh Rosul.
”Jauhilah perkara baru (dalam urusan ibadah), karena tiap-tiap perkara baru (dalam ibadah) itu bid’ah dan tiap-tiap bid’ah itu sesat dan tiap-tiap sesat itu di dalam neraka.”
Bid’ah itu menyalahi dakwah (ajakannya) Nabi, melakukan bid’ah berarti mengajak menyalahi yang dibawa oleh Rosululloh Sholallohu Alaihi Wasallam, maka bid’ah itu termasuk pintu kekufuran dan pintu kesyirikan.
Tingkat ketiga (3).
Jika Iblis gagal menjadikan seseorang menjadi kafir atau musyrik atau ahli bid’ah maka diarahkanlah supaya seseorang itu melakukan dosa-dosa besar. Iblis berusaha sekuat tenaga supaya seseorang yang teguh memegang sunnah itu melakukan dosa besar, kemudian dia menyiarkannya ke hadapan orang banyak supaya orang lain lari darinya, dan Iblis juga mempengaruhi supaya pembantu-pembantunya yang terdiri dari manusia ikut menyiarkannya, sehingga akhirnya orang yang melakukan dosa besar itu merasa malu, putus asa, mundur, kemudian mbledong akhirnya murtad dan menjadi pengikut setianya Iblis. Naudzu billahi mindzalik.
”Sesungguhnya orang-orang yang senang tersiarnya kejelekan di kalangan orang-orang iman, maka bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan akhirat.”
”Dimasukkanlah berhala-berhala itu ke neraka Jahim, begitu pula mereka yang sesat dan semua tentara-tentara Iblis.”
Tingkat keempat (4).
Jika Iblis juga tidak mampu dalam mempengaruhi seseorang melakukan dosa besar maka diarahkanlah untuk melakukan dosa kecil karena dengan melakukan dosa-dosa kecil itu diharapkan oleh Iblis supaya seseorang itu rusak.
”Jauhilah dosa-dosa kecil karena perumpamaan dosa-dosa kecil itu seperti segolongan orang yang turun ke dalam jurang, maka datang ini dengan sepotong kayu dan ini juga datang dengan sepotong kayu sehingga mereka membawa kayu-kayu yang dengannya mereka mematangkan roti mereka, dan sesungguhnya dosa-dosa kecil itu ketika diambil dengan pemiliknya maka ia merusaknya.”
”Dari Anas berkata : sesungguhnya kalian melakukan amalan-amalan yang lebih kecil daripada rambut dalam pandanganmu, tetapi sesungguhnya kami memandang pada zaman Nabi Sholallohu Alaihi Wasallam sebagai penghancur amalan.”
Tingkat kelima (5).
Jika Iblis gagal mempengaruhi seseorang dengan melakukan dosa-dosa kecil, maka dia mengarahkan seseorang untuk melakukan kesibukan-kesibukan yang tidak mengandung dosa dan tidak mengandung pahala, tapi bisa menyita waktu untuk ibadah seperti begadang sampai larut malam, ngobrol-ngobrol yang tidak bermanfaat, memperbanyak makan minum di luar kebutuhan, memperbanyak menganggurkan diri, memperbanyak tidur dan lain-lain. Padahal seorang mu`min itu mestinya harus meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat.
Sebaik-baiknya islam seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak perlu (manfaat) padanya.”
Tingkat keenam (6).
Kalau Iblis gagal mempengaruhi seseorang dengan pekerjaan-pekerjaan yang muspro maka dia mengarahkan seseorang untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang dianggap utama, baik, banyak manfaatnya. Dan mengajak orang lain mengerjakannya seperti dia. Terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang manghasilkan, usaha-usaha yang menguntungkan, kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagai banyak orang dan lain sebagainya. Dimana semua membutuhkan, waktu, kesempatan, tenaga, pikiran, ketekunan yang tidak terbatas, sehingga Iblis memasukkan perangkapnya melalui kegiatan-kegiatan tersebut atau oleh Iblis seseorang diarahkan untuk memperbanyak berbuat kebaikan kepada sesama, memperbanyak amalan-amalan sunnah dan lain-lain, yang semuanya itu hanya merupakan perangkap-perangkap syetan agar seseorang bisa lengah, kemudian di tumbuhkan rasa pol sendiri. Ujub terhadap dirinya, meremehkan orang lain, dimasukkan angan-angan yang bermacam-macam yang akan membawa kemajuan, tetapi pada saat seseorang telah masuk dalam giringannya, disambarlah oleh Iblis dengan cepat sehingga seseorang telah terperangkap dalam jebakannya dan Iblis mendapat kemenangan dalam menyesatkannya. Dan kalau dengan cara-cara ini juga tidak berhasil maka Iblis menguasakan kepada tentara-tentaranya yang terdiri dari jin dan manusia untuk melakukan bermacam-macam perbuatan yang menyakitkan, seperti orang yang teguh imannya tersebut dianggap kafir, sesat dan menyesatkan. Diintimidasi akan dianiaya, dirusak tempat tinggalnya, dihancurkan tempat ibadahnya dengan tujuan untuk menghentikan semua kegiatan yang hak dan benar supaya hati orang yang teguh imannya merasa bingung dan hanya disibukkan untuk menghadapi rintangan-rintangan tersebut, atau agar supaya orang lain merasa takut untuk mengikuti barang yang haq dan benar atau untuk membendung berkembangnya barang yang haq dan benar itu.

3 comments:

  1. Apa Saya Boleh Tukaran LINK dengan Anda????

    BLOG :
    http://anakmaros.wordpress.com
    http://touyabanderas.blogspopt.com

    ReplayQ…

    ReplyDelete
  2. Apa Saya Boleh Tukaran LINK dengan Anda????

    BLOG :
    http://anakmaros.wordpress.com
    http://touyabanderas.blogspopt.com

    ReplayQ…

    ReplyDelete
  3. Boleh2 saja, kenapa tidak...........

    ReplyDelete